Selasa, 15 Maret 2011

Kebudayaan Seppuku "Hara Kiri" Jep

Seppuku adalah upacara untuk bunuh diri dan di luar Jepang lebih populer dengan istilah Harakiri, walaupun di Jepang sendiri istilah Harakiri dianggap sebagai istilah yang kasar. Ritual Seppuku biasanya memerlukan keterlibatan aktif paling tidak dua orang, satu yang mau bunuh diri dan satu lagi adalah pendampingnya (Kaishakunin) yang bertugas memenggal kepala orang yang melakukan Seppuku. Hanya saja, dalam pemenggalan itu leher yang dipenggal tidak boleh betul-betul putus, harus ada daging yang membuat kepala yang dipenggal tetap menempel pada tubuhnya.Ini sulit, oleh karenanya sang pendamping haruslah jagoan pedang juga.

http://www.easypedia.gr/el/images/shared/5/5d/Seppuku.jpg
http://www.spi.com.sg/spi_files/shinto_shrine/pic/seppuku2.jpg
https://eee.uci.edu/clients/sbklein/gender/Images/chushingura/images/chushin-seppuku01.JPG
Hanya saja pendamping untuk Seppuku hanya untuk orang yang Seppukunya untuk menjaga kehormatan. Misalnya, kalau seorang Samurai tertangkap oleh musuh, maka seorang pendamping akan ditugaskan untuk memenggalnya. Jika Samurainya itu Samurai tukang mencuri, tukang korupsi atau jadi penjahat kacangan lainnya .... ya tak ada pendamping, dibiarkan mati saja dengan kesakitan sampai kehabisan darah.

Dan sebagai dampak budaya, kata ’seppuku’ biasa digunakan sebagai metafora seseorang melakukan ”self punishment” sebagai tanggung jawab bila melakukan kesalahan.
Ritual ini telah membudaya di Jepang, sehingga apabila seseorang melakukan kesalahan dan melakukan bunuh diri, maka hal itu sah-sah saja dan dianggap sabagai upaya menebus kesalahan. Dan menurut saya ini adalah sebuah kekerasan karena setiapkali ada orang(warga Jepang) yang melakukan salah, maka ia akan berorientasi untuk bunuh diri, seperti dipaksa oleh keadaan sekitar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Archive